MENUJU MASA DEPAN


              Sedari kecil, jika ada yang bertanya apa cita-citaku, dengan percaya diri aku akan menjawab, “Dokter.” Aku masih tidak mengerti mengapa aku ingin menjadi dokter. Aku rasa menjadi seorang dokter adalah hal yang menyenangkan. Bertemu pasien, mengecek kondisinya, dan merawatnya saat sakit. Faktanya, banyak orang diluar sana yang ingin menjadi seorang dokter. Bisa dikatakan bahwa dokter merupakan sebuah profesi yang menjadi cita-cita hampir setiap orang saat mereka kecil.
            Semenjak masuk SMA, aku menjadi bimbang akan cita-citaku menjadi dokter. Banyak hal yang aku pikirkan jika memang aku ingin menjadi dokter. Saingannya yang banyak, pelajarannya yang banyak, hingga sekolahnya yang lama benar-benar membuatku bingung. Apakah aku benar-benar ingin menjadi seorang dokter? Aku sering bertanya-tanya pada orang tuaku maupun saudara-saudaraku. Orang tuaku juga memberikan gambaran profesi-profesi lain selain kedokteran. Meski begitu, aku masih belum bisa memilih ingin menjadi apa aku nanti. Kurasa menjadi dokter tetap menjadi pilihan utamaku.
            Seperti yang semua orang ketahui, profesi dokter diminati banyak orang. Sudah pasti saingannya banyak. Belum lagi aku ingin berkuliah di salah satu PTN Indonesia, Universitas Indonesia, yang mana pasti banyak sekali peminatnya. Tidak usah berpikiran jauh-jauh. Dalam kelasku saja sudah ada sekitar lima orang yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Karena itu, aku harus berjuang untuk mendapatkannya. Tapi bagaimana?
            Ada berbagai macam hambatan saat aku belajar dan hambata terbesarnya adalah malas. Serius. Aku akui rasa malas yang melekat ditubuhku masih belum bisa aku lepaskan sepenuhnya. Tak usah belajar di rumah, mengerjakan pr saja aku masih malas. Kupikir rumah adalah tempat untuk beristirahat karena aku sudah menghabiskan seharian di sekolah. Untuk apa aku belajar lagi di rumah? Selain malas, terkadang aku suka merasa pesimis, walau jarang terjadi. Aku juga suka merasa down jika aku tahu nilaiku jelek. Kalau dipikir-pikir aku memang jarang belajar jadi, ya, wajar mungkin aku mendapat nilai jelek. Untuk itu, aku berpikir bahwa nilai jelek tersebut merupakan peringatan kalau aku harus rajin belajar.
            Aku sudah memikirkan hal-hal apa saja yang harus aku lakukan supaya cita-citaku menjadi dokter dan mimpi-mimpiku yang lain dapat terwujud. Pertama, sudah jelas aku harus rajin belajar. Aku harus berusaha untuk membuang rasa malasku. Aku benar-benar harus giat belajar. Kedua, aku harus banyak berdoa. Sebelum Ujian Nasional SMP, guruku pernah berkata bahwa kami para murid harus belajar dan juga berdoa. Harus kuatkan ibadah. Jadi, antara belajar dan doa harus seimbang. Tidak bisa hanya belajar tanpa berdoa untuk mencapai kesuksesan, begitu juga sebaliknya, berdoa tanpa belajar. Aku juga harus selalu meinta doa orang tuaku. Aku bersyukur karena kedua orang tuaku selalu mendukung cita-citaku.
            Aku mendapatkan sebuah kesimpulan. Aku harus giat belajar serta rajin berdoa dan beribadah supaya semua cita-citaku terwujud dan menjadi orang yang sukses! Amin…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POHON HARAPAN

HOW'S INDONESIA TODAY?

RESENSI BUKU 'LIMA SEKAWAN : MENYAMARKAN TEMAN'